MAKALAH
PRODUKSI
DAN FUNGSI BIAYA DALAM PENDIDIKAN
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Dosen
Pembimbing : Prof. Dr. Makhdalena,
SE,M.Si., Ak, CA
Disusun
oleh :
N
E L L I W I R D A
NIM.1910246871
PROGRAM
STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pendidikan
adalah tanggung jawab negara dan masyarakat, tanggung jawab kita bersama,
termasuk dalam hal pembiayaan pendidikan, dapat dikatakan bahwa proses
pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Dalam konteks perencaaan
pendidikan, pemahaman tentang anatomi dan problematik pembiayaan pendidikan
amat diperlukan. Berdasarkan pemahaman ini dapat dikembangkan kebijakan
pembiayaan pendidikan yang lebih tepat dan adil serta mengarah pada pencapaian
tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Perlu
kita pahami bersama bahwa pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat
dilepaskan dari masalah biaya atau moneter. Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu
yang relative singkat. Oleh karena itu, uang yang dikeluarkan oleh pemerintah,
masyarakat, maupun orangtua (keluarga) untuk menghasilkan pendidikan atau
membeli pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai investasi yang akan
menghasilkan keuntungan (benefit) dalam bentuk uang (finansial) ataupun non
finansial yang dalam hal ini para pengelola pendidikan perlu mewujudkan
efisiensi dalam investasi pendidikan dan peningkatan produktifitas lembaga salah
satunya berupa peningkatan mutu lulusan (output).
Pendidikan
memproses manusia hingga menjadi manusia produktif yang memiliki kemampuan
membangun, pembangunan itu sendiri dilakukan oleh manusia yang dibangun oleh
pendidikan. Modal yang ditanam untuk pendidikan berperan sebagaimana modal yang
ditanam untuk memproduksi barang dalam industry yang menguntungkan. Bedanya
produk yang diharapkan menjadi output pendidikan bukan berupa komoditi tetapi
berupa manusia terampil yang berkemampuan membangun. Karena itulah konsep investasi
pendidikan disebut “Investment in human capital” atau investasi sumber daya
manusia. Manusia dianggap sebagai modal utama dalam menggerakkan kehidupan
ekonomi. Keuntungan dari produk pendidikan berupa manusia cerdas terampil akan
sanggup menggerakkan sumber – sumber ekonomi, sehingga ekonomi , masyarakat
menjadi aktif dan segala kebutuhan hidup di sediakan.
Produksi
di bidang pendidikan sebenarnya tidak berbeda dengan konsep produksi di
perusahaan manufaktur. Hanya berbeda dari a set of inputs (seperti waktu siswa
dan pengajar, buku, jasa dari capital asset seperti bangunan sekolah) ada a set
of output (seperti kemampuan kognitif, sosialisasi, ilmu baru). Transformasi
input menjadi output ini jelas bukan tanpa biaya, baik dari sisi pengeluaran dalam bentuk uang (monetaryexspenditures) maupun
kesempatan yang dikorbankan agar transformasi ini terjadi padahal dapat dipakai
untuk alternatif penggunaan yang lain (opportunity cost:seperti pendapatan yang
seharusnya diperoleh bila siswa tidak melanjutkan pendidikan tinggi dan biaya
modal dari durable assets).
Fungsi
Biaya Pendidikan dapat dikatakan sebagai anggaran yang digunakan sebagai alat
efisiensi merupakan fungsi yang paling esensial dalam pengendalian. Dari segi
pengendalian jumlah anggaran yang didasarkan atas angka – angka yang standar dibandingkan
dengan realisasi biaya yang melebihi atau kurang dapat dianalisis ada tidaknya
pemborosan atau penghematan.
1.2.Rumusan
Maslah
1.
Mengetahui konsep produksi
2.
Mengetahui fungsi Biaya dalam Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konsep
Produksi
Tanggung
jawab utama pengelola pendidikan adalah menciptakan dan mengoperasikan system
produksi dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan sistem
tersebut sepenuhnya dengan memonitor dengan menggunakan informasi mengenai
kinerjanya pada suatu periode tertentu guna meningkatkan operasional system
tersebut. Sistem pendidikan memuat komponen – komponen yang saling keterkaitan
(manusia, bangunan, buku, dan peralatan).
Konsep
produksi di bidang pendidikan terdiri dari :
1. a set of inputs (seperti waktu siswa
dan pengajar, buku, jasa dari capital
asset seperti bangunan sekolah)
2. a
set of outputs (seperti kemampuan kognitif, sosialisasi, ilmu baru)
Dalam hal ini
input menjadi output memerlukan biaya pengelauaran dalam bentuk uang (monetaryexspenditures)
maupun alternatif penggunaan yang lain (opportunity cost:seperti
pendapatan yang seharusnya diperoleh bila siswa tidak melanjutkan pendidikan
tinggi dan biaya modal dari durable assets).
Perubahan
hubungan antara input
dan output dalam pendidikan
dapat dianalisa dengan menggunakan beberapa teknik yang berbeda, yaitu:
1. Teknik pengukuran
produtivitas atau analisa efektivitas
biaya
Efektif tidaknya dilihat
dengan mengukur biaya
input (gaji guru, pengeluaran untuk pembelian buku-material- peralatan, penggunaan bangunan atau peralatan) dengan output (pencapaian objektif seperti jumlah lulusan, hasil
ujian,. Tujuan yang diharapkan dapat berupa jumlah
lulusan, hasil atau pendapatan masa depan yang diharapkan)
Terdapat
dua cara dalam
mengaplikasikan jenis analisa
- Membandingkan
biaya yang dikeluarkan dua institusi pendidikan yang menggunakan metode yang
berbeda, contoh adalah pengajaran jarak jauh dengan pengajaran
konvesional di kelas, jika hasilnya sama,
maka
dicari
metode mana yang menggunakan biaya paling sedikit.
- Jika hasilnya
bervariasi, maka dilihat
tingkat output tertinggi dengan biaya yang sama.
2. Analisis biaya manfaat (cost benefit
analysis)
Mengukur
biaya dan manfaat dalam hitungan ekonomi atau keuangan, hal ini diekspresikan
dalam bentuk konsep rasio antara present value dari biaya dengan present
value dari manfaat
di masa depan yang
diharapkan (digunakan istilah rate of return on the
investment). Tujuan dari setiap analisis cost-benefit ini adalah untuk membandingkan opportunity cost dari suatu project dengan benefit yang
diharapkan, diukur dengan tambahan pendapatan yang akan terjadi di masa depan
sebagai hasil dari suatu investasi.
Penghitungan
ini bisa mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi baik sebagai individu
maupun untuk masyarakat. Kalkulasi private rate of return terhadap
investasi pendidikan menunjukan sejauh mana keuntungannya bagi individu
bersangkutan atau untuk keluarganya dengan berinvestasi dalam pendidikan.
Sedangkan social rate of return menyediakan yardstick dalam mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi sosial. Keduanya melihat biaya
pendidikan sebagai suatu investasi sosial. Keduanya melihat
biaya pendidikan sebagai suatu opportunity cost.
“Private cost of
education“ terdiri dari pengeluaran
untuk biaya sekolah, buku, peralatan, travel, dan pendapatan yang seharusnya
didapat bila tidak kuliah.
Benefit
ekonomi pendidikan diukur dari pendapatan tambahan sepanjang
hidup seorang pekerja
yang terdidik. Pendapatan orang dengan tingkat pendidikan yang berbeda
dapat dilihat dari usia kemampuan, latar belakang sosial. Walaupun sulit mengukur benefit langsung
atau tidak langsung dari pendidikan, setidak- tidaknya dapat diukur dengan rate
of return to education, menggunakan discounted cash flow techniques dengan
mengukur present value baik dari biaya yang dikeluarkan dan benefit yang
akan diterima. \
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa:
•
Rate
of return dari seluruh
bentuk pendidikan bernilai
positif di hampir seluruh
negara, dan rate
of return dari
pendidikan dasar menengah lebih tinggi dari pada pendidikan tinggi.
·
Secara
konsisten, private rate of return
lebih tinggi dari pada
social rate of return, mengindikasikan bahwa pendidikan lebih
menguntungkan sebagai betuk investasi untuk individu, daripada untuk masyarakat
secara keseluruhan
Menurut pendapat J. Alan Thomas (1971 :
12-15) dalam Dadang Suhardan, Riduwan, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan.
Bandung : CV. Alfabeta (hal.104-105), Konsep fungsi produksi harus ditambahkan
pada literature administrasi pendidikan. Konsep tersebut memiliki beberapa
tujuan :
1. Menekankan
bahwa terdapat lebih dari satu cara untuk memproduksi pendidikan. Dari TK
hingga PT, para pendidik didorong untuk mengikuti prosedur pengajaran dan
organisasional hanya karena mereka terbebani oleh praktek umum. Rasio siswa
dengan guru dan dengan kelas, buku, dan konselor sering dibentuk dan diterapkan
dengan sedikit atau tanpa sama sekali teori dan justifikasi empiris. Konsep
fungsi produksi memperlakukan rasio tersebut sebagai variable bukan sebagai
metode pengalokasian sumber daya yang konstan dan membutuhkan perhatian.
2. Fungsi
produksi memberikan basis matematis untuk model pengambilan keputusan. Model
keputusan tersebut ditujukan untuk menyediakan sarana bagi pemilihan dari
sekian banyak alternative solusi atas permasalahan yang muncul. Dampaknya,
dimensi baru teori administrasi yang didasarkan pada ekonomi, diperkenalkan
oleh mereka yang mengikuti prosedur tersebut. Teori tersebut berguna ketika
diterapkan pada evaluasi keseluruhan system pendidikan, atau kurikulum, metode
pengajaran, atau prosedur organisasi dalam system.
Teori
Produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternative, terutama
menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan
atas alternative – alternative yang ada.
Fungsi produksi dalam pendidikan, adalah
hubungan antara output dan input, di mana ada tiga bagian yaitu :
1.
Fungsi Produksi
Administator; yang dipandang input adalah segala sesuatu
yang menjadi wahana dan proses dalam pendidikan, input pendidikan meliputi:
a.
Prasarana dan sarana belajar,
termasuk ruangan kelas dapat diuangkan, artinya bahwa perhitungan luas
dan kualitas bangunan
b.
Perlengkapan belajar di
sekolah seperti media, alat peraga juga dihitung harganya
c.
Buku-buku pelajaran, dan bentuk material
lainnya seperti film, disket dan sebagainya.
d.
Barang-barang yang habis
dipakai seperti zat kimia dilaboratorium dan sebagainya.
e.
Waktu guru bekerja, dan perangkat pegawai
administrasi dalam memproses peserta didik harus dibeli dan dibayar.
Kelima jenis input di
atas sesudah dinilai dalam bentuk uang kemudian dijumlahkan.
Outputnya adalah berbagai bentuk layanan dalam memproses
peserta didik seperti menghitung SKS dan lamanya peserta didik dalam belajar.
2. Fungsi
Produksi Dalam Psikologi . Hasil output yang ada pada fungsi ini adalah
hasil belajar siswa yang mencakup; peningkatan kepribadian, pengarahan
dan pembentukan sikap, penguatan kemauan, penambahan pengetahuan, ilmu dan
teknologi, penajaman pikiran, dan peningkatan estetika
(keindahan) serta keterampilan.
Suatu lembaga pendidikan
dipandang berhasil dari segi fungsi produksi psikologi, kalau harga inputnya
sama atau lebih kecil daripada harga outputnya. Indikator harga hanya dapat
dicari dalam bentuk manfaatnya lulusan dimasyarakat serta kecocokannya dengan
norma dan kondisi masyarakat.
3. Fungsi
Produksi Ekonomi; sebagai inputnya adalah
semua biaya pendidikan
seperti pada input fungsi produksi admnistrator, semua
uang yang dikeluarkan untuk keperluan pendidikan yaitu uang saku, membeli buku
dan sebagainya selama masa belajar dan uang yang mungkin diperoleh lewat
bekerja selama belajar atau kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut
dipakai untuk belajar atau kuliah. Sementara yang menjadi outputnya
adalah tambahan penghasilan peserta didik kalau sudah tamat dan bekerja, manakala orang ini
sudah bekerja sebelum belajar atau kuliah. Dan apabila ia belum
pernah bekerja yang menjadi outputnya adalah gaji yang diterima setelah tamat
dan bekerja.
Dalam menghitung
harga-harga produksi ekonomi ada berbagai kesulitan
yang menghadang yaitu:
-
Jika peserta didik
tamat, belum tentu ia segera bekerja
-
Selama menunggu untuk
mendapatkan pekerjaannya maka ia memutuskan untuk bekerja seadanya dengan penghasilan
yang tidak tetap.
-
Kalaupun lulusan membuat usaha sendiri
dengan modal seadanya, penghasilan tiap bulan tidak mungkin tertatur.
-
Kalaupun lulusan bisa bekerja dengan
penghasilan tetap
tiap
bulan sangat mungkin dia
mencari tambahan penhasilan diluar untuk meningkatkan
nafkahnya.
-
Bila bekerja disektor swasta, pengasilannya sulit dihitung sebab
upah atau gaji perusahaan bervariasi.
-
Kalaupun lulusan ini bisa
bekerja dengan penghasilan tiap bulan maka dia mencari tambahan diluar untuk
meningkatkan nafkahnya.
Dengan demikian fungsi
produksi ekonomi akan bisa diaplikasikan dengan baik jika ada jaminan bahwa
peserta didik segera bekerja setelah lulus sebagai Pegawai dengan gaji yang
cukup sehingga tidak mencari tambahan pekerjaan diluar. Fungsi produksi
ekonomi bertalian erat dengan marketing didunia pendidikan. Dalam
hal ini Keuntungan marketing adalah a). Meningkatnya misi
pendidikan secara sukses dan terselenggara dengan baik, sebab diisi dengan
program yang baik, b). Kepuasan masyarakat ditingkatkan, c). Meningkatkan
daya tarik terhadap petugas, peserta didik, dana donatur, d). Meningkatkan
keefesiensi dan kegiatan pemasaran. Akan tetapi dalam marketing juga terdapat
kelemahan adalah
a). Ada kecederungan lembaga pendidikan selalu dijadikan usaha
dagang untuk mendapatkan
keuntungan, b).
idealisme
pendidikan cenderung diabaikan.
2.2.Fungsi Biaya dalam Pendidikan
Didalam
Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) disebutkan bahwa biaya adalah nilai
barang dan jasa yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan atau pendapatan.
Biaya
pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik oleh individu peserta
didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok
masyarakat maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan.
Biaya pendidikan merupakan komponen masukan instrumental (instrument input)
yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk memahami lebih
mendalam perlu diketahui tujuh konsep penting terkait dengan pembiayaan yang
meliputi :
1. Objek
biaya
2. Informasi
manajemen biaya
3. Pembiayaan
(financing),
4. Keuangan
(finance)
5. Anggaran
(budget)
6. Biaya
(cost)
7. Pemicu
biaya (cost driver)
Biaya
merupakan suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme penganggaran dan konsep
yang mencakup segala informasi yang dibutuhkan dalam mengelola keuangan agar
berjalan secara efektif dan efisien. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat
efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai
suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya yang rendah dan
hasilnya mempunyai kualitas yang baik, dapat dikatakan kegiatan tersebut
dilaksanakan secara efisien dan efektif. Oleh sebab itu perlu pemahaman tentang
fungsi informasi biaya adalah untuk menentukan harga, mengubah produk atau jasa
dalam rangka meningkatkan profitabilitas, memperbaharui fasilitas layanan pada
saat yang tepat, dan menentukan metode layanan.
Penghitungan biaya pendidikan meliputi antara lain Total Cost (TC) yang
mencakup Fixed Cost (FC) dan Variable Cost
(VC), unit cost per program
studi atau per siswa/mahasiswa, Average
Cost, dan Marginal
Cost (MC). Masing-masing jenis biaya tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda.
Analisis
biaya berkaitan dengan total biaya pendidikan
atau dengan unit costs (biaya permurid).
Ada dua cara untuk menghitung unit costs:
• Biaya rata-rata per murid, yaitu
biaya keseluruhan dibagi jumlah murid yang mendaftar di
suatu sekolah/ suatu level.
• Biaya rata-rata
per lulusan adalah biaya total keseluruhan
dibagi jumlah lulusan
Untuk
menunjukan hubungan antara biaya-biaya dengan output atau skala operasional
suatu usaha dan melihat keterkaitannya dengan biaya total (TC), biaya rata-rata
(AC) dan biaya marjinal (MC) adalah dengan memperhatikan Fungsi Biaya.
Perhitungan tiap-tiap
Fungsi Biaya dilakukan
sebagai berikut:
Biaya total (TC) pertahun
adalah biaya tetap (FC)
ditambah
biaya variabel (VC, tergantung jumlah murid).
Sedangkan
biaya rata-rata (AC) adalah biaya total (TC) dibagi dengan jumlah output.
Maka (AC) akan rendah bila jumlah siswa tinggi.
Biaya
marjinal (MC) adalah tambahan biaya yang terjadi karena ada penambahan unit costs/murid yand mendaftar.
Hubungan antara AC
dan MC bervariasi antar
berbagai institusi dan tergantung dari bentuk costs function, yakni yang
berkaitan antara cost dengan size. Ada tiga kemungkinan dimana AC dan MC mungkin
berubah (naik, turun, atau tetap) sebagai hasil kenaikan murid yang mendaftar, tergantung dari:
• Berapa FC dan VC terkait dengan jumlah
siswa
• Apakah
sumber daya dapat secara penuh digunakan atau apakah ada kapasitas yang tidak
digunakan, yang berarti jumlah siswa dapat meningkat tanpa perlu menambah FC
• Proporsi FC dan VC akan menentukan hubungan antara
MC
dan AC
Ada
tiga macam bentuk AC dan MC yaitu:
• Constans return to scale (AC=MC, dimana AC sama, tidak
tergantung jumlah unit)
• Economies of scale (average cost menurun akibat jumlah unit
bertambah, sehingga MC<AC)
• Diseconomies of scale/decreasing
return of scale
(MC >AC, sehingga AC meningkat bila jumlah unit bertambah) Walaupun
penghitungan MC di sektor pendidikan sulit diukur secara tepat, juga kompleksitas kaitan antara ukuran dan biaya, konsep-konsep AC dan MC serta FC dan VC sangat penting dalam menganalisa
biaya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perlu
kita pahami bersama bahwa pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat
dilepaskan dari masalah biaya atau moneter. Biaya pendidikan yang dikeluarkan
untuk penyelenggaraan pendidikan tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam
waktu yang relative singkat. Oleh karena itu, uang yang dikeluarkan oleh
pemerintah, masyarakat, maupun orangtua (keluarga) untuk menghasilkan
pendidikan atau membeli pendidikan bagi anaknya harus dipandang sebagai
investasi yang akan menghasilkan keuntungan (benefit) dalam bentuk uang
(finansial) ataupun non finansial yang dalam hal ini para pengelola pendidikan
perlu mewujudkan efisiensi dalam investasi pendidikan dan peningkatan
produktifitas lembaga salah satunya berupa peningkatan mutu lulusan (output).
Pendidikan merupakan salah satu
faktor penting untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Fungsi anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian juga
merupakan alat bantu dalam mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi
dalam posisi yang kuat atau lemah. Anggaran juga berfungsi sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan,
disamping itu dapat juga dijadikan alat mempengaruhi atau memotivasi pimpinan
dan karyawan untuk bertindak efisien dalam mencapai sasaran lembaga. Apabila
dilihat dari perkembangannya biaya memiliki fungsi yaitu : sebagai alat
penaksir, sebagai alat otorisasi pengeluaran dana, sebagai alat efesiensi.
3.2. Saran
Produksi
dan fungsi biaya dalam pendidikan perlu dipahami secara mendalam juga merupakan
tanggung jawab utama pengelola pendidikan dengan menciptakan dan mengoperasikan
system produksi dengan menggunakan dan memonitor kinerjanya pada suatu periode
tertentu guna meningkatkan operasional system tersebut dari sumber daya yang
dimiliki guna mencapai tujuan system tersebut sepenuhnya
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr.H. Dadang Suhardan, M.Pd,
Dr.Riduwan,M.B.A.,M.Pd, Dr. Enas, M.M, (2012). Ekonomi dan Pembiayaan
Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Mulyono, MA. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media
Komentar
Posting Komentar