![]() |
Keterampilan Beradaptasi Sebagai
Kompetensi Abad 21 Guru Profesional
Oleh :
NELLI WIRDA
Guru di SMPN 1 SIAK HULU
|
Abstrak
Guru perlu
memahami kompetensi pedagogi guru abad 21 karena susuai dengan kemajuan jaman,
di era yang serba online dan digital ini, pendidikan haruslah segera
bertransformasi atau berubah ke arah yang lebih maju agar tidak tertinggal
dengan negara lain. Kompetensi pedagogi guru abad 21 tidak cukup hanya mampu
menyelenggarakan pembelajaran seperti biasanya, guru dituntut untuk mampu
beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
informasi dan komunikasi serta mampu memanfaatkannya dalam proses
pembelajaran, artinya kemampuan guru khususnya digital literasi perlu terus
untuk ditingkatkan. Kemajuan perkembangan teknologi membuat guru semakin
meningkatkan kemampuan untuk menguasai teknologi, agar dapat
mengimplementasikan dalam proses belajar mengajar sehingga hasil yang diperoleh
dapat maksimal.
Pendahuluan
Pembelajaran abad 21 tentunya juga menuntut
pengembangan guru untuk memiliki kompetensi yang mumpuni di antaranya kesadaran
guru pada perubahan dasar kehidupan manusia yang senantiasa berinteraksi dengan
teknologi. Oleh sebab itu, seorang guru juga harus mampu menguasai perkembangan
teknologi dengan baik. Di sisi lain, seorang guru juga menjadi teladan sosial
yang harus mampu memperhatikan kesadaran dan tanggung jawab sosial dalam
profesinya. Di dalam konteks pembelajaran abad 21 maka seorang guru abad 21
harus mampu mengajar dengan mendorong kemandirian di dalam mengkonstruk
pengetahuan melalui pengalaman nyata. Oleh sebab itu, berbagai model dan metode
pembelajaran harus dikembangkan untuk memfasilitasi belajar siswa.
Sesuai dengan Undang-udang, guru dan dosen harus mempunyai berbagai kompetensi, diantaranya adalah kompetensi paedagogik, kompetensi akademik, kompetensi social, dan kompetensi kepribadian. Disamping empat kompetensi tersebut dalam membantu para siswa beradaptasi terhadap perubahan sosial dan teknologi di abad ke 21 ini guru juga harus mempunyai kecakapan utama yang meliputi:
1. Akuntabilitas dan Kemampuan beradaptasi — Sebagai seorang yang dapat digugu dan ditiru apapun yang dikerjakan dan diucapkan harus dapat dipercaya oleh orang lain. Dalam menjalankan tanggung jawab pribadi mempunyai fleksibilitas secara pribadi, pada tempat kerja, maupun dalam hubungan dengan masyarakat sekitarnya. Disamping itu guru harus mampu menetapkan dalam mencapai standar dan tujuan yang tinggi baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, dan yang tidak kalah pentingnya guru juga harus mampu memaklumi kerancuan yang dilakukan oleh anak didiknya.
2. Kecakapan Berkomunikasi — Kecakapan yang ke dua ini sangat
penting bagi guru, betapapun pintarnya seorang guru jika tidak mempunyai
kecakapan ini maka tidak akan mampu mentransfer ilmu kepada anak didiknya.
Kecakapan ini meliputi: memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang
efektif dalam berbagai bentuk dan isi baik secara lisan, tulisan, maupun
menggunakan multimedia.
3. Kreatifitas dan Keingintahuan Intelektual — Pembelajaran yang
dilakukan guru berlangsung monoton selama ini salah satu penyebabnya adalah
tidak adanya kreatifitas dan keingintahuan intelektual guru. Dia mengajar hanya
bermodalkan teori keguruan yang ia peroleh sekian puluh tahun yang lalu.
Kecakapan kreatifitas dan keingintahuan intelektual tersebut mencakup:
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang
lain; bersi-kap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
4. Berpikir Kritis dan Berpikir dalam Sistem — Kecakapan
berpikir kritis merupakan proses berpikir dan bertindak berdasarkan fakta yang
telah ada, apapun yang akan dilakukan dimulai dari identifikasi terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dari suatu perbuatan tersebut,
berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam memahami dan membuat
pilihan yang rumit serta selalu memahami dan menjalin interkoneksi antara
sistem.
5. Kecakapan Melek Informasi dan Media — Agar proses pembelajaran
yang dilakukan guru dikelas menarik dan menantang maka, di era globalisasi dan
tanpa batas seperti sekarang ini guru harus mampu menganalisa, mengakses,
mengelola, mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi dalam
berbagai bentuk dan media.
6. Kecakapan Hubungan Antar Pribadi dan Kerjasama — Sebagai makhluk
social yang hidup ditengah-tengah masyarakat guru juga dituntut harus mampu
menunjukkan kerjasama berkelompok dan kepemimpinan, mampu beradaptasi dalam
berbagai peran dan tanggungjawab, mampu bekerja secara produktif dengan yang
lain, mampu menempatkan empati pada tempatnya, serta mampu menghormati
perspektif yang berbeda dengan pendiriannya.
7. Identifikasi masalah, Penjabaran, dan Solusi — Dalam
menghadapi masalah sekecil apapun guru tidak boleh ceroboh dalam menanggapinya,
oleh sebab itu guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam menyusun,
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah dengan baik.
8. Pengarahan Pribadi — Sebagai guru tentu setiap harinya
menghadapi siswa yang prilakunya bermacam-macam,oleh karena itu guru dituntut
kemampuan dalam memonitor pemahaman diri dan mempelajari kebutuhan yang
diperlukan dalam pembelajaran, menemukan sumber-sumber belajar yang tepat,
serta mentransfer pembelajaran dari satu bidang ke bidang lainnya.
9. Tanggung Jawab Sosial — Orang tua/masyarakat menyekolahkan
anaknya di suatu sekolah mempunyai harapan agar anaknya berubah, baik dari segi
prilaku maupun kecakapan kompetensinya. Oleh sebab itu sebagai seorang yang
dituntut mempunyai kompetensi sosial, maka tanggung jawab dalam bertindak guru
harus mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih besar, menunjukkan
perilaku etis secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan antar masyarakat.
Sumber: (www. 21stcenturyskills. org)
Guru profesional abad 21 senantiasa berkolaborasi untuk
menciptakan inovasi dan mengembangkan kreatifitas yang menunjang karir profesi
melalui peran KKG maupun MGMP serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.
Pemanfaatan E-Literasi juga perlu ditingkatkan sebagai salah satu metode yang
dapat digunakan untuk pengembangan pengetahuan dan wawasan guru. Dalam konteks
ini, kesadaran dan tanggung jawab penuh seorang guru dibutuhkan untuk memahami
perubahan dan tantangan zaman yang tidak dapat dihindarkan. Sudah tidak zamannya
lagi guru mengedepankan kewibawaan dan acuh terhadap perubahan dan tantangan
zaman. Pengembangan Kompetensi Guru untuk Pembelajaran Abad 21 merupakan
sesuatu yang dibutuhkan sekarang di era disrupsi. Let's be
professional teachers 21st century!
Pembahasan
Keterampilan Beradaptasi
Proses beradaptasi terhadap pengetahuan yang baru dan
memasukkannya ke dalam kerangka kerjakonseptual yang telah dimiliki, akan
mendukung pembelajaran lebih lanjut, dan
pada saatnya akan memunculkan kreativitas
dan orisinalitas, dan menentukan
kebiasaan kognitif baru. Hal tersebut juga meningkatkan keterampilan
berpikir kritis (Lai, 2011). Guru dapat
bereksperimen dengan media sosial untuk
melibatkan siswa dan membuka kemungkinan
baru untuk kolaborasi,
penciptaan konsep-konsep baru, dan aplikasi ilmu-ilmu untuk pembelajaran
abad ke-21. Bahkan potensi siswa dapat dikembangkan dalam hal kreativitas,
partisipasi, personalisasi, produktivitas dan pengarahan dirinya sendiri.
Personalisasi dan Penyesuaian Belajar
Setiap orang memiliki berbagai cara untuk memperoleh keahlian,
oleh karena itu sebaiknya pembelajaran diarahkan untuk mengakomodasi beragam
gaya dan cara belajar siswa. Pembelajaran abad ke-21 memerlukan pembelajaran
yang lebih personal untuk mendukung kreativitas. Menurut Redecker et al. (2011),
personalisasi memiliki implikasi tentang apa, bagaimana dan di mana guru mengajar. Personalisasi dapat terjadi melalui
kolaborasi. Kolaborasi memungkinkan proses berbagi inovasi terjadi lebih cepat
dan informasi tentang bakat serta kemajuan siswa lebih segera diketahui.
Guru untuk abad ke-21 diharapkan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu
dan menginspirasi siswa untuk mengeksplorasi berbagai aplikasi
untuk pengetahuan dan keterampilan
yang telah mereka pelajari. Desain pembelajaran akan
memainkan peran sentral dalam keberhasilan pembelajaran abad ke-21. Kreativitas
dan kemampuan guru untuk merancang kegiatan belajar yang menarik
sangat penting dalam hal ini. McLoughlin dan Lee (2008) menyatakan bahwa
praktek pembelajaran yang efektif dan inovatif akan berbeda sesuai dengan mata
pelajaran, namun tekanannya pada hal-hal yang tidak jauh berbeda yaitu: kompetensi digital yang berfokus pada kreativitas dan kinerja
individu; strategi untuk meta-learning, termasuk pembelajaran yang
dirancang; model penalaran induktif dan kreatif, dan pemecahan masalah; penyusunan konten
pembelajaran dan pembentukan pengetahuan secara kolaboratif; pembelajaran
horizontal (peer-to-peer), dan hal
lainnya.
Kreativitas dan Inovasi
Inovasi
dan kreativitas adalah
kompetensi yang sangat
berharga dalam kehidupan masyarakat. Pertanyaannya, apakah
kita para guru siap untuk mengubah pembelajaran konvensional dan mendorong
siswa untuk berimprovisasi dan mengejar inovasi Scott (2015c) menyatakan bahwa
beberapa sekolah telah
mengajarkan siswanya untuk
menciptakan pengetahuan;
bukan hanya mengajarkan
siswa untuk “memakan” pengetahuan yang statis
dan lengkap. McLoughlin dan
Lee(2008) berpendapat bahwa tujuan
akhir dari belajar adalah merangsang kemampuan siswa untuk menyusun dan
menghasilkan ide-ide, konsep
dan pengetahuan. Tujuan
tersebut dapat tercapai apabila terpenuhi
kebutuhan untuk pengalaman
belajar yang bermakna
yang memanfaatkan dan mengembangkan
kreativitas siswa, dan bukan mematikannya.Guru dapat memainkan peran kunci
dengan mendorong, mengidentifikasi dan mengembangkan kreativitas siswa. Namun demikian,
mengajar kreativitas seperti mengajar metakognisi, memerlukan lingkungan
belajar untuk mendukung pertumbuhan kreativitas tersebut.
Sarana Belajar yang
Tepat
Perkembangan teknologi memainkan
peran penting dalam
pembelajaran dan dapat menciptakan peluang baru yang belum
pernah terjadi sebelumnya, namun teknologi semata tidak dapat menjamin keberhasilan
pembelajaran. Terdapat banyak sarana pembelajaran bagi guru untuk merangsang
belajar dan membantu siswa menciptakan pengetahuan baru. Redecker et al. (2009)
menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dalam belajar mendukung inovasi
pedagogis dengan mendorong proses pembelajaran yang didasarkan padapersonalisasi,kolaborasi
dan perubahan pola interaksi antara
siswa dan siswa, juga antara antara siswa
dan guru. Teknologi baru membuat
tugas-tugas seperti mencari, menyaring, mengolah, mengevaluasi dan mengelola
informasi menjadi lebih cepat dan efisien. P21 (2007b) menjelaskan bahwa
teknologi komunikasi digital berpotensi untuk mengubah sekolah seperti halnya
kurikulum. Menurut P21 (2007b),hasil
penelitian menunjukkan bahwa jika guru
menciptakan kegiatan pembelajaran
yang bermakna yang berfokus pada sumber daya, strategi dan konteksnya sesuai
dengan kehidupan siswa, maka tingkat ketidakhadiran menurun, kerjasama dan
komunikasi berkembang, dan
keterampilan berpikir kritis
dan prestasi akademik meningkat.
Bangun hubungan yang
baik dalam pembelajaran
Proses pembelajaran dan pengajaran yang berkualitas didasarkan
pada hubungan yang kuat, saling menghormati dan saling menjaga kepercayaan.
Pembelajaran sering kali merupakan hasil dimana ide-ide didiskusikan bersama
antara guru dan siswa. Leadbeater (2008) menekankan bahwa siswa memerlukan
hubungan yang memotivasi mereka untuk belajar. Memotivasi seseorang seringkali membutuhkan kepercayaan, keyakinan dan
kemampuan; meningkatkan aspirasi
dan harapan; menetapkan tujuan yang akan dicapai dan tantangan yang akan
dihadapi; dan memberikan penghargaan
yang relevan.Guru yang baik
harus memiliki keterampilan memotivasi
siswa.Hubungan yang baik akan membuat siswa merasa nyaman dan dipedulikan.
Perhatian dan dukungan berasal dari guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
lingkungan sekitar.
Model pembelajaran berpusat pada siswa
Pembelajaran abad ke-21
harus relevan, menarik, efektif dan
berpusat pada siswa. Karena
itu penting untuk
mengubah model pembelajaran
“kelas tertutup” menjadi
model yang berpusat pada siswa.
Guru harus menjadi nyaman dalam mengelola dinamika kelas dan mendukung oleh pembelajaran secara
mandiri begitu juga guru harusmendukung eksplorasi
dan pemerolehan pengetahuan dan
keterampilan baru untuk menyiapkan siswa menuju abad ke-21 (Trilling dan Fadel,
2009). Saat ini
siswa memiliki beragam
pilihan dalam belajar,
tidak terbatas pada ruang
kelas.Penggunaan beragam teknologi diluar kelas memungkinkan siswa untuk
memiliki bentuk-bentuk pembelajaran (Furlong dan Davies, 2012). Setiap
orang dapat belajar kapan saja dan di mana saja. Siswa dapat terus mencari dan
memperoleh pengetahuan dimana saja dan kapan saja dari berbagai sumber termasuk
buku, website, media sosial, dan lain-lain. Lakukan penilaian terhadap
pemahaman dan kompetensi yang lebih mendalam Penilaian seharusnya terkait
dengan pembelajaran dan digunakan untuk menginspirasi agar siswa belajar lebih
mendalam.Untuk mengevaluasi pemahaman yang lebih mendalam, adalah penting untuk
menilai sejauh mana pengetahuan yang terintegrasi, koheren dan kontekstual.
Sesuatu yang tidak
mungkin jika transformasi
pembelajaran abad ke-21
tanpa disertai dengan
penilaian sesuai pembelajaran yang dilakukan. Penilaian formatif sangat
penting untuk pembelajaran abad ke-21 karena bermanfaat untuk mengklarifikasi tujuan pembelajaran, memantau pembelajaran secara terus menerus,
memberikan umpan balik,
merespon kemajuan siswa,
mendorong adaptasi dan perbaikan hasil belajar, dan melibatkan
siswa dalam penilaian diri dan penilaian sejawat.
Penilaian formatif memungkinkan diagnosis kesenjangan belajar, sehingga
dapat ditangani sebelum siswa mengalami kesalahpahaman pengetahuan yang lebih
mendasar atau kesalahan dalam menerapkan keterampilan. Rubrik dan alat penilaian
formatif lainnya akan memainkan peran penting dalam kelas abad ke-21, karena
guru dan siswa memiliki pedoman terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.
Siswa juga harus diajarkan bagaimana untuk mengevaluasi pembelajaran mereka
sendiri. Hal ini akan membantu agar mereka menguasai konten dan meningkatkan
keterampilan metakognitif mereka, termasuk kemampuan untuk belajar bagaimana
untuk belajar dan untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari (Saavedra dan
Opfer, 2012).
Prinsip Pokok
Pembelajaran Abad ke-21
Nichols (2013) menyederhanakan prinsip pembelajaran abad ke-21
menjadi empat hal berikut ini.
1. Instruction should be student-centered
Pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Siswa sebagai subyek pembelajaran yang secara
aktif mengembangkan minat dan potensinya. Guru juga berperan sebagai
pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam proses
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
2. Education should be collaborative
Siswa harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang
lain, yang berbeda latar budaya dan nilai-nilai yang dianutnya. Sekolah (termasuk
di dalamnya guru) seyogyanya
dapat bekerja sama dengan
lembaga pendidikan (guru) lainnya di berbagai belahan dunia untuk saling
berbagi informasi dan pengalaman tentang
praktik dan metode pembelajaran
yang telah dikembangkannya,
dan bersedia melakukan perubahan metode
pembelajarannya agar menjadi lebih baik.
3. Learning should have context
Materi pelajaran perlu
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa karena
pembelajaran tidak akan banyak
berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di
luar sekolah. Guru perlu mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan
siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru juga perlu membantu siswa
agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang
dipelajarinya serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
4. Schools should be integrated with society
Sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya, dalam upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang
bertanggung jawab. Siswa dapat dilibatkan dalam
berbagai pengembangan program
yang ada di
masyarakat, seperti: program
kesehatan, pendidikan,
lingkungan hidup, dan sebagainya.
Selain itu, siswa
perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan
untuk melatih kepekaan
empati dan kepedulian
sosialnya. Dengan kekuatan teknologi
dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi. Ruang gerak sosial
siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat tinggalnya, tapi dapat
menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu Sebagai seorang guru, kita harus menyiapkan anak didik
kita untuk memiliki keterampilan abad ke-21.
Seorang guru perlu menguasai berbagai bidang, mahir dalam hal
pedagogi termasuk inovasi
dalam pengajaran dan
pembelajaran, memahami psikologi
pembelajaran dan memiliki keterampilan konseling, mengikuti
perkembangan tentang kebijakan kurikulum dan isu pendidikan, mampu memanfaatkan
media dan teknologi baru dalam pembelajaran, dan tetap menerapkan nilai-nilai
untuk pembentukan kepribadian dan akhlak yang baik.
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kinerja akademik siswa,
termasuk karakteristik individu dan pengalaman keluarga. Penelitian secara konsisten
menunjukkan bahwa, di antara faktor-faktor
yang berhubungan dengan
sekolah, guru adalah
faktor paling penting.
Guru yang berkualitas tinggi adalah yang memiliki pengaruh kuat terhadap
prestasi siswa. Sekalipun teknologi di era
digital berkembang sangat pesat, namun
peran guru dan tenaga kependidikan masih tetap memiliki peran sentral, tidak peduli
bagaimana konsep pendidikan.
Peran guru dalam abad ke-21 harus bergeser dari berpola “penanam
pengetahuan”, menuju peran sebagai pembimbing, pengarah diskusi dan pengukur
kemajuan belajar siswa (Hampson, et al., 2011).
Kesimpulan
Dengan memasuki abad 21, maka guru mau tidak
mau harus sudah siap menguasai teknologi yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran.Guru harus selalu mampu beradaptasi dan siap menghadapi perubahan
yang terjadi setiap saat. Guru harus mampu memanfaatkan informasi yang
berkembang di masyarakat ke dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam
pembelajaran di abad 21 penuh tantangan yang harus ditaklukkan agar dapat membawa
peserta didik kelak mampu bertahan dan bersaing di dunia luar.
Tujuan utama dari pembelajaran abad ke-21 adalah membangun
kemampuan belajar individu dan mendukung
perkembangan mereka menjadi pebelajar sepanjang
hayat, aktif, pebelajar yang mandiri;
oleh karena itu guru
perlu menjadi 'pelatih pembelajaran' –
sebuah peran yang
sangat berbeda dari guru kelas tradisional. Guru sebagai pelatih
pembelajaran akan memberikan bimbingan
untuk membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan dan
menawarkan berbagai dukungan yang akan membantu siswa mencapai tujuan
belajar mereka. Peran penting seorang guru abad ke-21 adalah peran mereka
sebagai role model untuk kepercayaan, keterbukaan, ketekunan dan komitmen bagi
siswanya dalam menghadapi ketidakpastian di abad ke-21.
Daftar Bacaan
Furlong,
J. and Davies, C. 2012.
Young people, new technologies
and learning at home: taking context seriously Oxford Review of
Education, Vol. 38, No. 1, pp. 45-62.
Hampson,
M., Patton, A. and Shanks, L. 2011. Ten Ideas for 21st Century Education. London,
Innovation Unit.
Nichols, J.
2013. 4 Essential
Rules of 21st
Century Learning. [Online].
Tersedia di: http://www.teachthought.com/learning/4-essential-rules-of-21stcentury-learning/. Diakses
5 Desember 2016.
Lai,
E.R. 2011. Metacognition: A Literature Review. Pearson Research Report. Upper
Saddle River, NJ, Pearson Education.
Leadbeater, C. 2008. What’s Next? 21 Ideas
for 21st Century Learning. London, The Innovation Unit.
McLoughlin, C.
and Lee, M.J.W.
2008. The three
p’s of pedagogyfor
the networked society: personalization, participation, and productivity.
Redecker, C.,
Ala-Mutka, K., Leis,
M., Leendertse, M.,
Punie, Y., Gijsbers,
G., Kirschner, P., Stoyanov, S.
and Hoogveld, B.
2011. The Future
of Learning: Preparing for
Change. Luxembourg, Publications Office of the European Union.
Saavedra, A. and
Opfer, V. 2012. Teaching and
Learning 21st Century Skills: Lessons from
the Learning Sciences. A Global Cities Education Network Report. New
York, Asia Society.
Trilling, B. and Fadel, C. 2009. 21st Century
Skills: Learning for Life in Our Times. San Francisco, Calif., Jossey-Bass/John
Wiley & Sons, Inc.
https://jatengpos.co.id/kompetensi-guru-profesional-abad-21/
(diakses 23 Maret 2020)
https://www.researchgate.net/publication/318013627_KETERAMPILAN_ABAD_KE-21_KETERAMPILAN_YANG_DIAJARKAN_MELALUI_PEMBELAJARAN
(Diakses 23 Maret 2020)
https://elpramwidya.wordpress.com/2010/03/15/kecakapan-utama-seorang-guru-di-abad-21/
(diakses 20 Maret 2020)
https://bellanura-pgsd.blogspot.com/2012/12/peran-guru-di-abad-21.html
(diakses 23 Maret 2020)
Komentar
Posting Komentar